Saya turut berduka cita atas musibah yang di alami oleh negeri kita tercinta ini. Banjir bandang di wasior, gempa di sumatera barat, tsunami di mentawai dan yang terakhir gunung merapi yang meletus di jogjakarta. Mengenai bajir bandang di wasior ada dugaan diakibatkan oleh penebangan hutan yang sembarangan, tsunami di mentawai mengingatkan saya akan tsunami di aceh yang menewaskan ratusan orang dan yang terakhir musibah gunung meletus yang menambah panjang rentetan musibah dinegeri yang kaya ini.
Menarik membaca headline disalah satu surat kabar di kota bogor, kurang lebih begini judul headlinenya 'ketika alam tidak lagi bersahabat'. sepintas memang nampaknya alam tidak lagi bersahabat dengan kita, namun tidakkah kita menelaah lebih jauh bahwa segala sesuatu itu didasarkan pada hukum sebab akibat. Tidak mungkin ada asap tanpa ada api, secara syariat memang segala sesuatu itu merupakan kehendak Yang Kuasa, namun secara hakikat musibah ini tidak terlepas dari peran serta manusia. Seperti banjir bandang di wasior, bukan tidak mungkin dugaan adanya penebangan hutan yang sembarangan menjadi penyebab musibah ini, atau tsunami di mentawai, bukankah sebelumnya kita pernah merasakan tsunami di aceh yang dampaknya tidak hanya meluluhlantakkan bangunan, menghanyutkan harta benda bahkan ratusan nyawa harus meregang saat tsunami melanda. Mengapa pemerintah tidak mengambil pelajaran dari kejadian yang sudah kita alami, memang benar kita tidak bisa mencegah bencana alam terjadi, namun bukankah alam selalu memberikan warning terlebih dahulu. Artinya dengan melihat fonomena alam yang ganjil pemerintah seharusnya bisa memberikan warning kepada masyarakat akan datangnya bencana. Dalam penanganan bencana gunung merapi saya memberikan apresiasi kepada pemerintah atas tindakan yang begitu cermat dan sistematis dengan menerapkan status waspada, siaga dan awas bencana. Namun dalam hal bencana tsunami di mentawai saya rasa pemerintah terkesan tidak belajar dari pengalaman masa lalu. Seharusnya pemerintah memasang perangkat yang dapat memberikan peringatan terhadap tsunami seperti perangkat early warning system. Setidaknya hal ini bisa meminimalisir jatuhnya korban jiwa, korban harta dapat dicari gantinya namun jika korban nyawa kemana hendak dicari gantinya. Andaikan pemerintah beralasan anggarannya tidak ada, itu bohong. Di negeri yang kaya raya ini seharusnya apapun dapat dibeli, apapun dapat dimiliki andaikan saja mental-mental para pejabatnya tidak culas dan korup. Ya.. tidak ada alasan bagi pemerintah untuk berkata tidak ada atau kekurangan anggaran, yang ada sebetulnya pemerintah tidak sanggup bahkan tutup mata dan telinga terhadap kemiskinan mental dan nurani yang di alami oleh para pejabatnya. Saya yakin andaikan pemerintah bertindak keras terhadap tindak pidana korupsi, Insya Allah kita tidak akan melihat lagi orang-orang miskin yang kelaparan, anak-anak yatim yang mengamen dijalanan, orang-orang jompo yang tidak terurus karena semuanya dapat diayomi dan ditangani oleh negara. Musibah yang terjadi di negeri ini syariatnya karena kelalaian kita yang penuh dosa, dosa karena melalaikan amanah rakyat, dosa karena mempermainkan rakyat, dosa karena menelantarkan rakyat, dosa karena menipu rakyat, dosa karena menyengsarakan rakyat. Dan musibah yang bertubi-tubi ini bisa jadi merupakan luapan emosi rakyat yang sudah tidak tahan dengan pahitnya hidup di zaman ini. Semoga setiap musibah yang kita alami dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk bisa menjadi lebih baik kedepannya.
Selengkapnya...